Cari Blog Ini

Senin, 14 November 2016

Mengapa Orang Katolik Mengawali dan Mengakhiri Doa Dengan Tanda Salib?

Pada abad kedua, tanda salib menjadi semacam bentuk devosi kepada Allah Tritunggal Mahakudus dan dilakukan sebagai tanda identitas khusus yang menjadi rahasia di antara orang-rang Kristen perdana yang pada waktu itu melakukan ibadat secara sembunyi-sembunyi karena dikejar-kejar oleh kelompok anti Kristus. Sekarang tanda salib bukan saja menjadi salah satu bentuk devosi; tetapi lebih dari itu, tanda salib selalu mengawali dan mengakhiri doa kita. Dengan membuat tanda salib tubuh kita dimeteraikan dan disucikan oleh Allah. Dalam segala kegiatan kita: sewaktu kita tidur, kita belajar, kita bekerja, kita melakukan pelayanan, kita makan, kita susah, kita senang, kita tertawa, kita menangis.
Jika kita membuat tanda salib itu berarti kita mengundang Allah Tritunggal untuk menjaga, melindungi kita sehingga kita tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa. Sekaligus tanda salib itu menjadi ungkapan permohonan kita agar mendapat berkat dan rahmat-Nya. Tanda salib sekarang menjadi tanda kebanggaan dan identitas utama kita, ketika kita harus melakukannya di tempat publik yang nota bene tidak semuanya memahami identitas yang sangat khas Katholik. Tanda salib merupakan suatu rangkaian doa yang walaupun singkat tetapi sangat padat dan dalam maknanya. Berikut ini penjelasan dari masing-masing bagian tanda salib.


“DEMI NAMA BAPA” Hal ini menandakan bahwa Allah Bapa merencanakan, menciptakan dan menyelenggarakan segala sesuatunya. Otak adalah pusat segalanya. Otak tempat kita berpikir, tempat kita merencanakan. Bapa merencanakan Putra-Nya untuk datang ke dunia sebagai Penyelamat yang menyelamatkan umat manusia. Dan Bapalah yang menyelenggarakan segala karya dan hidup Yesus. Oleh karena itu kita melanjutkan dengan:

“DAN PUTRA” Di sini sering terjadi kesalahan karena banyak yang melakukan di dada. Yang benar adalah di pusar, karena tali pusar adalah tali kehidupan, tali yang menyambung antara ibu dan anak, di sinilah janin mendapat makan dan mendapat curahan kehidupan. Dan Yesus lahir sebagai manusia untuk menyelamatkan manusia dan karya-Nya itu dimulai dari sejak kita masih berupa janin. Kita semua tahu bahwa Yesus kemudian harus meninggalkan dunia untuk kembali kepada Bapa-Nya.

“DAN ROH KUDUS” Bapa sangat mencintai kita dan terus berusaha menyelenggarakan hidup kita sebaik-baiknya, maka Bapa mengirim Roh Kudus-Nya agar tetap mendampingi, melindungi, dan menjaga kita, sehingga kita akan senantiasa mengundang dan menghadirkan Allah Tritunggal kita dalam setiap kehidupan, untuk senantiasa menjagai kita sampai kedatangan Allah Putra kembali.

 Sumber: Facebook.com


Ditulis oleh: Albertus Hera Kwuta, S.Ag | Guru Agama Katolik di SMA St. Thomas 1 Medan | email: albertuskwuta@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pdt Esau Yeimo:Gelar Ibadah penguatan Iman bagi keluarga Duka

Jayapura. Pdt Esau Yeimo menggelar Ibadah  penguatan Iman bagi keluarga yang ditinggalkan kudiai dan kedepa seligus apikopa,Yamekopa pada...